Rabu, 23 Maret 2016



BAJA
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan beberapa elemen lainnya, termasuk karbon. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu ada dalam baja: karbon, mangan, fosfor, sulfur, silikon, dan sebagian kecil oksigen, nitrogen dan aluminium. Selain itu, ada elemen lain yang ditambahkan untuk membedakan karakteristik antara beberapa jenis baja diantaranya: mangan, nikel, krom, molybdenum, boron, titanium, vanadium dan niobium. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Baja karbon ini dikenal sebagai baja hitam karena berwarna hitam, banyak digunakan untuk peralatan pertanian misalnya sabit dan cangkul.
Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility).
Besi dapat ditemukan pada bagian kerak bumi hanya dalam bentuk bijih, biasanya dalam bentuk besi oksida seperti magnetit dan hematit. besi diekstraksi dari bijih besi dengan menghilangkan atom oksigen dan kemudian menggabungkannya kembali dengan atom lain seperti karbon. Proses ini disebut smelting. Ada sejumlah kecil besi yang sudah melalui proses ini pada masa lampau dengan cara memanaskan bijih yang ditanam pada bara api dan kemudian menggabungkan kedua logam dengan menempanya palu. Kandungan karbon yang terkandung juga dapat dikontrol.
Temperatur tinggi pada proses smelting dapat dicapai dengan metode kuno yang sudah dipakai sejak zaman Tembaga. Karena tingkat oksidasi besi meningkat sangat cepat diatas suhu 800 °C (1,470 °F), maka harus diperhatikan bahwa proses smelting harus dilaksanakan pada lingkungan dengan tingkat oksigen rendah. Proses peleburan akan menghasilkan paduan yang dinamakan baja.
Baja karbon dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
1.      Baja karbon rendah
·         kandungan karbonnya < 0,25%C
·         tidak responsif terhadap perlakuan panas yang bertujuan membentuk martensit
·         metode penguatannya dengan “Cold Working” ìstruktur mikronya terdiri ferit dan perlit
·         relatif lunak dan lemah ìulet dan tangguh
·         mampu mesin dan mampu lasnya baik
·         murah
      aplikasi : bodi mobil,bentuk struktur (profil I, L, C, H), dan pipa saluran.
2.      Baja karbon sedang
·         kandungan karbonnya: 0,25 – 0,6%C
·         dapat dinaikkan sifat mekaniknya melalui perlakuan panas austenitizing, quenching, dan tempering
·         banyak dipakai dalam kondisi hasil tempering sehingga struktur mikronya martensit
·         lebih kuat dari baja karbon rendah
Aplikasi : poros, roda gigi, crankshaft
3.      Baja karbon tinggi
·         kandungan karbonnya: 0,6 < % C ≤ 1,7
·         dapat dinaikkan sifat mekaniknya melalui perlakuan panas austenitizing, quenching, dan tempering
·         banyak dipakai dalam kondisi hasil tempering sehingga struktur mikronya martensit
·         paling keras, paling kuat, paling getas di antara baja karbon lainnya
·         tahan aus
Aplikasi : pegas, pisau cukur, kawat kekuatan tinggi, rel kereta api,perkakas potong, dies

                  Sifat fisik adalah segala aspek dari suatu objek atau zat yang dapat diukur atau dipersepsikan tanpa mengubah identitasnya. Berikut adalah sifat fisik pada baja karbon :
·         Titik didih : 1550OC
·         Titik lebur : 2900OC

ALUMUNIUM
Nama aluminium berasal nama kuno untuk alum (tawas atau kalium aluminium sulfat). Aluminium adalah logam lunak dan ringan dan memiliki warna keperakan kusam karena lapisan tipis oksidasi yang terbentuk saat unsur ini terkena udara. Aluminium adalah logam tidak beracun dan non magnetik. Unsur ini hanya memiliki satu isotop alami, aluminium-27, yang tidak radioaktif.
Aluminium merupakan elemen berlimpah dalam kerak bumi dengan persentase sekitar 7,5% hingga 8,1%. Aluminium sangat jarang ditemukan dalam bentuk unsur bebasnya. Aluminium berkontribusi besar mempengaruhi sifat-sifat tanah, yang hadir terutama sebagai aluminium hidroksida. Aluminium merupakan logam yang reaktif sehingga sulit untuk mengekstrak dari bijihnya yaitu aluminium oksida (Al2O3).
Aluminium adalah salah satu logam yang paling sulit untuk dimurnikan karena teroksidasi sangat cepat. Oksidasi aluminium membentuk senyawa yang sangat stabil, tidak seperti karat pada besi yang rapuh.
Beberapa batu permata terbuat dari kristal jernih aluminium oksida yang dikenal sebagai korundum. Kehadiran jejak logam lain menciptakan berbagai warna: kobalt menciptakan batu safir biru, dan kromium membuat batu rubi merah. Sedangkan topaz adalah aluminium silikat berwarna kuning dengan jejak besi.
Penggunaan Aluminium
Aluminium ditemukan terutama sebagai bijih bauksit dan memiliki ketahanan terhadap oksidasi, kuat, serta ringan. Aluminium digunakan di banyak industri untuk membuat jutaan produk dan sangat penting bagi perekonomian dunia. Komponen struktur yang terbuat dari aluminium sangat penting bagi industri kedirgantaraan dan industri lain dimana diperlukan logam dengan bobot ringan, serta memiliki daya tahan dan kekuatan.
Sifat Fisika aluminium
Elektronegativitas menurut Pauling: 1,5
Kepadatan: 2,7 g/cm-3 pada 20 °C
Titik lebur: 660,4 °C
Titik didih: 2467 °C

BESI
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi dan jarang ditemukan dalam keadaan unsur bebas. Besi banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dan juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Besi adalah logam paling melimpah nomor dua setelah setelah alumunium.
Sifat Fisika
1. Pada suhu kamar berwujud padat, mengkilap dan berwarna keabu-abuan.
2. Merupakan logam feromagnetik karena memiliki empat elektron tidak berpasangan pada orbitan d.
3. Merupakan penghantar panas yang baik.
4. Kation logam besi berwarna hijau (Fe2+) dan jingga (Fe3+). Hal ini disebabkan oleh adanya elektron tidak berpasangan dan tingkat energi orbital tidak berbeda jauh. Akibatnya, elektron mudah tereksitasi ke tingkat energi lebih tinggi menimbulkan warna tertentu.
5. Besi bersifat keras dan kuat.
6. Titik Lebur                   : 1536 °C
7. Titik Didih                    : 2861 °C
CACAT DISLOKASI
Dislokasi adalah cacat garis yang menimbulkan distorsi pada lattice yang berpusat pada suatu garis atau ketidaksempurnaan susunan periodik atom dalam kristal yang membentuk suatu jalur tertentu, jalur ini merupakan yang menyebabkan gejala slip maupun penyebab sebagian besar logam berubah bentuk menjadi plastik.  Dislokasi terdiri dua jenis yaitu dislokasi sisi dan dislokasi ulir, dan dapat juga terjadi dislokasi yang merupakan kombinasi dari keduanya yang dinamakan dislokasi campuran.

Dislokasi sisi (edge Dislocation)

Dapat digambarkan sebagai sisipan  satu bidang atom tambahan dalam struktur kristal. Di sekitar dislokasi terdapat daerah yang mengalami tekanan dan tegangan sehingga terdapat energi tambahan sepanjang dislokasi tersebut.

Dislokasi Ulir (screw dislocation)
 Description: http://ciripo.files.wordpress.com/2011/11/9.png
Menyerupai spiral  dengan garis cacat sepanjang sumbu ulir. Vektor luncur sejajar dengan garis dislokasi atom-atom disekitar, dislokasi ini mengalami gaya geser, oleh karena itu terdapat energi tambahan. Dislokasi ini memudahkan pertumbuhan kristal, karena atom dalam sel satuan tambahan dapat bertumpuk pada setiap anak tangga ulir.

Dislokasi campuran
 Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIF83Xz68FZvvqD3HeyN0hEHeRRfg3ZFWUIHXjbv_rGSV84zIApIlXQQasJA8pa2F1KX4ExTdTnqe7SszazRXTCSb61DnA8mj8PhOfZTzhjBv4yWD6MizG1FeOTa_xgixqPiwzKZjyDZ_s/s200/dislokasi+campuran.jpg
Mudah terjadi pada saat behan mengalami deformasi dimana suatu pergeseran dapat mengakibatkan terjadinya dislokasi sisi maupun dislokasi ulir. Keduanya menghasilkan deformasi akhir yang sama dan sebenarnya dihubungkan satu sama lainya oleh garis dislokasi yang terjadi.

HUBUNGAN STRAIN HARDENING DENGAN DISLOKASI
Strain hardening (pengerasan regangan) adalah penguatan logam untuk deformasi plastik (perubahan bentuk secara permanen atau tidak dapat kembali seperti semula). Penguatan ini terjadi karena dislokasi gerakan dalam struktur kristal dari material. Deformasi bahan disebabkan oleh slip (pergeseran) pada bidang kristal tertentu. Jika gaya yang menyebabkan slip ditentukan dengan pengandaian bahwa seluruh atom pada bidang slip kristal serempak bergeser, maka gaya tersebut akan besar sekali. Dalam kristal terdapat cacat kisi yang dinamakan dislokasi. Dengan pergerakan dislokasi pada bidang slip yang menyebabkan deformasi dengan memerlukan tegangan yang sangat kecil.
Kalau kristal dipotong menjadi pelat tipis dan dipoles secara elektrolisa, maka akan terlihat di bawah mikroskop elektron, sejumlah cacat yang disebut dislokasi. Dislokasi merupakan cacat kisi yang menentukan kekuatan bahan berkristal. Karena adanya tegangan dari luars, dislokasi akan bergerak kepermukaan luar, sehingga terjadi deformasi. Selama bergerak dislokasi bereaksi satu sama lain. Hasil reaksi ada yang mudah bergerak dan ada yang sulit bergerak. Yang sulit bergerak berfungsi sebagai sumber dislokasi baru (multiplikasi dislokasi). Sehingga kerapatan dislokasi semakin tinggi. Semakin tinggi kerapatan dislokasi, maka semakin sulit dislokasi bergerak sehingga kekuatan logam akan naik.
Strain hardening (pengerasan regangan) terjadi selama pengujian tarik. Pada proses uji tarik regangan akan bertambah sehingga kekuatan tarik, kekuatan mulur dan kekerasannya akan meningkat pula sedangkan massa jenis dan hantaran listriknya menurun. Hal ini juga mengakibatkan menurunnya keuletan.
Kristal logam mempunyai kekhasan dalam keliatan yang lebih besar dan pengerasan yang luar biasa. Sebagai contoh, kekuatan mulur baja lunak sekitar 180 MPa dan dapat ditingkatkan sampai kira – kira 900 MPa oleh pengerasan regangan (Surdia Tata : 1984). Inilah yang melatarbelakangi mengapa mekanisme pengerasan logam merupakan sesuatu yang berguna.

SISTEM PENOMORAN AISI (AMERICAN IRON AND STEEL INSTITUTE)
AISI dan SAE membuat sistem penomoran  didasarkan pada empat angka. Beikut adalah tata cara penomoran sistem AISI:
1.     Angka Pertama Mengindikasikan Kelompok Baja. 1= Baja Karbon, 2= Baja Paduan Nikel, 3=Baja Paduan Nikel-krom, dan sebagainya.
2.     Angka kedua mengindikasikan Presentase unsur paduan utama.
3.     Angka ketiga dan keempat mengindikasikan presentase kandungan karbon dibagi seratus

Contoh:
AISI-SAE 2340 = Baja paduan nikel, dengan kandungan nikel 3% dan kandungn karbon 0,4%
AISI-SAE 1045 = Baja karbon, dengan kandungan karbon 0,45%
SISTEM PENOMORAN JIS ( JAPANESE INDUSTRIAL STANDARAD)

Standarisasi JIS mempunyai beberapa ketentuan, diantaranya:
1.      Diawali dengan SS atau G dan diikuti dengan bilangan yang menunjukan kekuatan tarik minimum dalam kg/mm2.
2.      diawali dengan s dan diikuti dengan bilangan yang menunjukan komposisi kimianya.
3.      Untuk golongan stainless steel biasanya menggunakan grade dari ASTM dengan menggunkan kode huruf SUS diikuti dengan kode angka sesuai dengan AISI atau SAE.

Contoh standar JIS baja:
1.      JIS G 4150 (Baja karbon chromium molybdenum hot rolled).
2.      JIS G 5101 (Baja karbon cor).
3.      JIS G 3201 (Baja karbon tempa).
4.      JIS G 3102 (Baja karbon untuk konstruksi mesin).
5.      JIS G 3101 (Baja karbon untuk konstruksi baja).

CARA PENOMORAN  DIN (DEUTSCHES INSTITUT FUR NORMUNG )
1.      Diawali dengan ST dan diikuti bilangan yang menunjukan kekuatan tarik minimumnya
contoh: ST37
ST memiliki makna baja (dalam bahasa jerman: stahl, dalam bahasa inggris: steel)
37 memiliki makna kekuatan tarik sebesar 37 kg/mm2
sehingga ST menunjukan baja structural, sedangkan dua digit di belakang menunjukan kekuatan tarik dalam kg/mm2. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ST37 merupakan baja structural dengan kekuatan tarik sebesar 37 kg/ mm2
a.      ST44 baja structural dengan kekuatan tarik sebesar 44 37 kg/ mm2
b.      ST50 merupakan baja structural dengan kekuatan tarik sebesar 50 kg/ mm2

2.      Diawali dengan S dan diikuti dengan bilangan yang menunjukan komposisi kimianya.
3.      Untuk golongan stainless steel biasanya menggunakan grade dari ASTM dengan menggunakan kode huruf SUS diikuti dengan kode angka sesuai dengan AISI atau SAE.




Minggu, 20 Maret 2016

Struktur Organisasi Ramping dan Ideal

Dalam sebuah perusahaan pastilah terdapat sebuah struktur organisasi di dalamnya. Pastinya dalam pembentukan atau penyusunan dari struktur tersebut sangat diharapkan bahwa struktur yang disusun simpel dan ideal sesuai dengan fungsinya masing-masing. Selain itu, dari struktur tersebut dapat terlihat hubungan atau keterkaitan antar satu sama lain dari setiap bagian yang menduduki posisi pada bagian-bagian struktur organisasi.

Pembagian fungsi dan tanggung jawab dari setiap bagian organisasi haruslah jelas. Dalam pembagian fungsi pun haruslah sesuai keterkaitannya dengan struktur organisasi yang dibentuk. Pada penentuan keterkaitannya fungsi dengan struktur organisasi ialah terpacu pada visi dan misi dari pembentukan organisasi tersebut. Hal yang paling utama dalam penentuan sebuah struktur organisasi ialah kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang ditempatkan pada posisi yang ditentukan haruslah kompeten pada bidangnya sehingga dapat menjalankna fungsi dan tanggung jawabnya teradap posisi yang telah diberikan agar berjalan dengan baik.

Sebelumnya, Apakah struktur organisasi itu? Struktur organisasi adalah sebuah susunan mekanisme kerja yang bersifat formal dalam pengurusan sebuah organisasi. Dalam struktur organisasi terdapat kerangka dan susunan yang dapat menjelaskan fungsi  masing-masing bagian, menunjukan kedudukan seseorang dalam sebuah organisasi serta tanggung jawab dan wewenang yang berbeda-beda pada tiap bagian.
Pada sebuah struktur organisasi terdapat beberapa unsur, yaitu:
1. Spesialisasi kegiatan
2. Standardisasi kegiatan
3. Koordinasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi
4. Ukuran satuan kerja.
 Dari unsur-unsur tersebut, maka dapat dikatakan bahwa sebuah organisasi dibentuk agar tujuan bersama dapat dicapai sehingga dibutuhkan dari setiap individu untuk bersinergi bersama dalam menjalakannya fungsi dan tanggung jawabnya demi tercapainya tujuan.

Dalam struktur organisasi menjelaskan tentang beberapa aspek, diantaranya:
1.Aspek pembagian kerja
2.Manajer dan bawahan
3. Garis koordinasi
4. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan dan tingkat manajemen.

Menurut Henry G. Hodges, ada empat bentuk bagan organisasi yaitu bentuk pyramid, vertical, horizontal, lingkaran.

Struktur pyramid

2. Struktur Vertical
3. Struktur Horizontal


4. Struktur Lingkaran




Pembentukan sebuah struktur organisasi haruslah ideal. Hal ini bertujuan agar dalam penentuan fungsi serta kinerja dalam pelaksanaanya berjalan dengan baik. Berikut ialah beberapa cara dalam penentuan struktur organisasi yang ideal.

1. Identifikasi bisnis proses. Pada hal ini dilakukan pemetaan atas proses secara tepat agar dapat menjelaskan satuan fungsi bisnis proses.

2. Penetapan struktur organisasi sesuai dengan strategi perusahaan. Pada hal ini berpusat pada tujuan dari organisasi yang dibentuk. Terfokus pada apa yang ingin dicapai.

3. Pembuatan struktur organisasi yang seharusnya. Dalam pembentukan struktur organisasi tidak melihat pada kondisi saat ini atau pada saat pembentukan, sehingga pada setiap bagian dipegang oleh orang-orang yang kompeten pada bagiannya.

4. Penetapan fungsi perencana dan fungsi eksekutor. Fungsi perencana dan eksekutor harus dipastikan terpisah sehingga dapat menjalankan tugasnya dengan baik dimana perencana bertugas dalam proses awal sedangkan eksekutor bertugas dalam penentuan akhir yang berpacu dapa standar prosedur.

Sumber: http://www.jtanzilco.com/blog/detail/22/slug/struktur-organisasi-yang-efektif