Rabu, 25 Mei 2016

PEMBENTUKKAN KELOMPOK KERJA (TIM KERJA)

Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan atau persepsi yang sama dalam memenuhi kebutuhan. Setelah itu akan timbul motivasi untuk memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi akan membentuk sebuah kelompok. Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan masing-masing anggota (siapa yang menjadi ketua atau anggota). Interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan perbedaan antara individu satu dengan lainnya sehingga timbul perpecahan. Perpecahan yang terjadi bisanya bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya kelompok tersebut, sehingga anggota kelompok berusaha menyesuaikan diri demi kepentingan bersama. Akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi.

PENGERTIAN KELOMPOK MENURUT BEBERAPA AHLI :
1. Menurut Homans (1950) : kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung.
2. Menurut Merton, kelompok merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagai niai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban moral untuk menjalankan harapan peran.
3. Menurut Achmad S. Ruky, Kelompok adalah sejumlah orang yang berhubungan (berinteraksi) antara satu dan yang lainnya, yang secara psikologis sadar akan kehadiran yang lain dan yang menganggap diri mereka sebagai suatu kelompok.
4. Menurut Muzafer Sherif, Kelompok adalah kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga di antara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma-norma tertentu.
5. Menurut De Vito (1997) : kelompok merupakan sekumpulan individu yang cukup kecil bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara relatif mudah. Para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi tentang apayang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya.

KARAKTERISTIK KELOMPOK :
Ada dua karakteristik yang melekat pada suatu kelompok, yaitu norma dan peran. Yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah tentang norma. Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya. Ada tiga kategori norma kelompok, yaitu norma sosial, prosedural dan tugas. Norma sosial mengatur hubungan di antara para nggota kelompok. Sedangkan norma prosedural menguraikan dengan lebih rinci bagaimana kelompok harus beroperasi, seperti bagaimana suatu kelompok harus membuat keputusan.
KARAKTERISTIK KELOMPOK:
Beberapa ahli mengatakan bahwa dalam suatu kelompok terdapat ciri – ciri, yaitu :
1. Terdiri dari 2 orang atau lebih
2. Adanya interaksi yang terus menerus
3. Adanya pengembangan identitas kelompok
4. Adanya norma – norma kelompok
5. Adanya diferensiasi peran
6. Peran yang saling tergantung
7. Produktivitas bertambah atau meningkat

TAHAPAN PEMBENTUKAN KELOMPOK
Salah satu model perkembangan kelompok yang paling banyak digunakan mengonsumsikan bahwa kelompok-kelompok berkembang melalui lima tahap perkembangan:
1) Tahap pembentukan (forming) Tahap ini ditandai oleh adanya ketidakpastian (dan seringkali juga kebingungan) mengenai sasaran, struktur, dan kepemimpinan kelompok.
2) Tahap konflik (Storming) Tahap konflik dalam perkembangan kelompok cenderung ditandai adanya konfrontasi. Biasanya merupakan tahap yang emosional, dimana muncul kompetisi antar anggota kelompok demi mendapatkan penugasan yang diharapkan dan perselisihan pendapat mengenai perilaku-perilaku terkait tugas dan tanggung jawab.
3) Tahap pembentukan norma (Norming) Tahap normalisasi ditandai dengan adanya kinerja kerjasama dan kekompakan. Tahap ini merupakan tahap dimana kohesivitas kelompok mulai berkembang secara signifikan.
4) Tahap Penunjukkan Kinerja (Performing) Pada tahap ini sering kali menjadi tahap terakhir. ialah tahap saat kelompok menunjukkan kinerjanya. Tahap pembentukan kinerja ini adalah tahap saat kelompok berfungsi sepenuhnya. Struktur kelompok telah ditetapkan, dan setiap anggota memahami dan menerima perannya masing-masing.
5) Tahap Pembubaran (Adjourning) Tahap pembubaran merupakan tahap berakhirnya aktivitas kelompok.


Contoh kejadian dalam pemutusan tindakan dan pembentukkan kelompok, sebagai berikut:

A. Kasus pemutusan tindakan
Dalam suatu waktu, saya dalam perjalanan menuju suatu negara. Dalam perjalanan pesawat yang saya tumpangi mengalami kecelakaan dan terjatuh dilaut lepas. Dalam keadaan tersebut, saya hanya dapat membawa lima buah barang. Maka saya putuskan untuk membawa kotak makanan kecil, pelampung, tali, korek api dan bahan bakar. Pelampung saya gunakan untuk pengaman dan benda yang membantu saya tetap mengapung, kotak makanan kecil sebagai persediaan makanan sederhana dan tali akan saya gunakan agar tidak terpisah dengan yang lain dengan kata lain saya dan teman-teman akan saling berpegangan atau mengikat satu sama lain agar tidak terpisah karena ombak. Sedangkan bahan bakar dan korek api saya gunakan sebagai bahan untuk menunjukkan masih ada kehidapan dibawah sana ketika tim pencari dapat mengetahui adanya korban.

B. Pembentukkan Kelompok
Dalam kasus ini, saya dan teman teman memilih lima barang yang akan kami bawa ke daratan terdekat. Barang-barang tersebut antaralain: Pisau, kompas, tali, bahan bakar, dan senter.
Barang-barang tersebut kami gunakan untuk bertahan dan akan pergi dari pulau tersebut. Dalam tim ini saya bertugas sebagai ketua yang akan mengambil keputusan dalam tindakan. Sesampai di Pulau kami akan survive terlebih dahulu dengan perlatan dan sumber daya alam yang berada di daratan tersebut. Ketika kami sudah siap, saya menugaskan tim penyelam jitu dalam tim saya untuk mengambil bagian pesawat yang bisa digunakan, contohnya turbin. Saya dan teman yang lainnya mengumpulkan makanan dan mengumpulkan bahan untuk membuat rakit dengan kayu dan tali menggunakan bantuan pisau. Turbin yang kita ambil akan kita gunakan sebagai alat pendorong rakit dengan bahan bakar sebagai energi sementara. kompas, arah tujuan binatang dan matahari akan digunakan sebagai penunjuk arah. Senter kami gunakan pada kegiatan malam hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar