Job Satisfaction
Dalam bekerja, kepuasan dari setiap pihak yang bekerja didalamnya sangatlah penting. Kepuasan pekerja dalam menjalani rutinitas kerja dapat dipengaruhi dan diubah oleh hal-hal baik di dalam maupun diluar lingkup kerja. Kualitas produktifitas atau kinerja dari pekerja itu sendiri terdapat beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal.
Kepuasan kerja (Job satisfication), menurut Susilo Martoyo (1992 : 115), pada dasarnya merupakan salah satu
aspek psikologis yang mencerminkan perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya,ia akan merasa puas dengan adanya kesesuaian antara
kemampuan, keterampilan dan harapannya dengan pekerjaan yang ia hadapi.
Kepuasan sebenarnya merupakan keadaan yang sifatnya subyektif yang
merupakan hasil kesimpulan yang didasarkan pada suatu perbandingan
mengenai apa yang diterima pegawai dari pekerjaannya dibandingkan dengan
yang diharapkan, diinginkan, dan dipikirkannya sebagai hal yang pantas
atau berhak atasnya. Sementara setiap karyawan/ pegawai secara subyektif
menentukan bagaimana pekerjaan itu memuaskan.
Job satisfaction, Apa penyebab terciptanya kepuasan kerja?
Penyebab kepuasan kerja dapat diklasifikasikan ke dalam tiga hal, yaitu:
1. Situasi. Situasi dalam bekerja merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan kepuasan kerja. Dari terbentuknya situasi kerja itu sendiri, sikap dan perilaku karyawan dapat terbentuk sehingga menimbulkan situasi dan kondisi sesuai dengan lingkup kerja.
2. Personal. Sifat personal itu sendiri termasuk kedalam hal yang sangat penting. Bagaimana orang tersebut harus bersikap agar sesuai dengan kondisi kerja sehingga menimbulkan kenyamanan baik untuk dirinya maaupun untuk orang lain.
3. Interaksi personal dengan lingkungan. Dalam dunia kerja, kerja sama tidaklah luput dari pandangan. Setiap orang yang ada didalam satu sistem haruslah berinteraksi dengan baik agar timbulnya kesesuain. Hal ini dianggap penting karena dari interaksi itu sendiri akan menciptakan sikap dalam bertindak sehingga tercapainya kepuasan kerja.
Dampak terciptanya kepuasan kerja
a. Performa. Dengan meningkatnya performa pekerja itu sediri dapat meningkatkan produktifitas dan prestasi kerja, Meningkatkan motivasi kerja, meningkatkan gairah dan semangat kerja,serta pengurangan biaya melalui perbaikan sikap dan tingkah laku karyawan..
b. Kehadiran. Kehadiran merupakan dampak yang sangat terlihat apabila kepuasan kerja tercapai sehingga mengurangi tingkat absensi, dan mengurangi perputaran tenaga kerja.
c. Retention. Retention atau ingatan merupakan dampak yang paling berkesan karena penilaian seseorang terhadap suatu sistem akan bersifat memorable. Kesan baik atau buruk suatu instansi merupakan salah satu
tujuan dari kepuasan kerja.
Suatu organisasi haruslah mengutamakan kepuasan akan perkerjanya. Suatu organisasi haruslah mempunyai komitmen tertentu.
Komitmen suatu organisasi, antara lain:
1. Organizational behavior adalah ketika individu membantu individu lain secara berhati hati tanpa mengharapkan penghargaan.
2. Employee well-being yaitu kepuasan kerja mempengaruhi kesejahteran karyawan perasaan bahagia, sehat dan sukses karyawan.
3. Stress kerja selain konsekuensi dari job satisfaction yaitu orang yang tidak puas akan mengalami stres kerja tinggi yang diistilahkan dengan distress dan sebaliknya eustress untuk yang memiliki kepuasan kerja.
Lean Behavior
Lean behavior merupakan aspek penting yang wajib ada dalam suatu perusahaan untuk memastikan keberhasilan lean six sigma. Lean behavior itu sendiri datang dari sikap pekerja, apakah sudah bersesuaian atau belum. Lean behavior merupakan sifat-sifat unggul yang baik dimiliki oleh pekerja agar dapat memajukan suatu organisasi.
Dalam membangun lean behavior itu sendiri, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, antara lain:
a. Komunikasi tanpa rasa takut
b. Komunikasi jelas
c. Mengerti dan proaktif
d. Mendampingi dan membimbing
e. Lingkungan untuk perubahan
f. Kepemimpinan
g. Budaya
h. dan lain-lain.
Berikut adalah langkah untuk menciptakan lean behavior:
1. Memberi tau definisi lean behavior
2. Memberikan penghargaan bagi pekerja yang bersifat lean behavior
3. Mmembuat sistem yang mendukung lean behavior
4. Membangun lean behavior tim
5. Menhapuskan masalah-masalah anggota dalam tim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar